Selalu,, setiap kali seorang saudara, sahabat ataupun teman yang menikah aku merasa iri dg pernikahan yang mereka jalani.
Bukan, bukan karena mewahnya pernikahn mereka atau besarnya mahar yang diberikan. Tapi, aku iri karena merek tidak terikat harus tinggal dimana, dengan siapa, harus bagaimna, bahkan kebanyakan dari mereka bebas bereksplorasi sesuai kebebasan dan keinginan mereka. Lalu, aku?
Bahkan dua minggu sebelum pernikahanpun aku merasa ada yang salah.
"Mundur" sempat terbesit dalam pikiranku, karena konflik dan intimidasi dari pihak keluarga suami.
Aku sempat menyerah karena merasa tak sama, tak sepaham, dan lebih tepatnya lagi tak sekeyakinan (bukan keyakinan beda agama yah)
Setelah berbicara dengan suami (waktu itu masih calon) dia bilang itu hanya ujian saat mau menikah, setelah menikah semuanya akan baik2 saja. Tapi, ternyata itu salah. Bukan ujian, tapi firasatku lah yang benar. Sekarang itu selalu menjadi bayanganku, selalu teringat setiap kali ada saudara, sahabat, ataw temanku yg menikah..
Bayang-Bayang Masa Lalu
Semut disebrang lautan tampak, Gajah dipelupuk mata tak tampak
Saat kita melakukan kebaikan, tidak akan semua orang memberikan nilai baik pula kepada kita, adakalanya mereka hanya melihat keburukan-keburukan kita.
Seperti pribahasa, semut disebrang lautan tampak gajah dipelupuk mata tak tampak. Bahkan sebagian dari manusia, mereka sering membangga-banggakan diri atas kebaikan yang mereka lakukan, namun ketika orang lain berbuat baik tak dipandang sama sekali. Lain lagi ketika ada yang melakukan keburukan, bukan hanya di pandang, tapi di jelek-jelekan.. Astagfirullah.....
Kenapa ayah ditakdirkan jadi anak kesayanga
Ayah... Engkau suami yang luar biasa.
Meskipun ayah sering banget bikin bnda jengkel, bkin bunda kesel, cari maslah bahkan membuat msalah. But, dibalik semua itu, ayah adalah suami yang perhatian, berusaha membahagiakan bunda walau kadang malah menimbulkan masalah.
Terima kasih untuk semua pengorbanan dan perjuangan ayah untuk membuat bunda bahagia, meski terkadang malah membuat bunda terluka. Ya,, mungkin itu karena orang-orang yang iri, sehingga segala hal selalu dipermasalahkan.
Tapi satu hal, kenapa? Kenapa ayah ditakdirkan jadi anak laki2 satu2nya.
Sedikitpun kesalahan menjadi fatal jika itu dilakukan kepda ayah, sedangkan bunda hanya manusia biasa yang tak luput dari kesalahan. bunda jadi banyak yg buli, banyak yg iri dan banyak pula yang menyakiti.
Takdir tak berpihak (bagian 1)
Setiap perempuan pasti ingin menikah, bermimpi punya suami yang sholeh, diterima dg baik oleh keluarga suami apa adanya. Menjalani rumah tangga berdua tanpa ada pihak lain yg turut campur dan memperkeruh semua.
Demikian dengan impianku. Aku mengingingkan rumah tangga yang baik, keluarga besar suami yg sama bibit, bebet, bobotnya dg keluarga besarku. Namun kenyataan berkata lain, takdir tak berpihak pada impianku.
Sukabumi, 18 Oktober 2015
Bsok.. anak ku menginjak satu tahun, tidak ada hadiah, tidak ada syukuran. Aq bingung kalau keluarga disini bertanya, apalagi kalau tahu alasannya. Mulut mereka, kata2nya seperti cabai pedas, seperti pisau menusuk tajam menyayat hati. Ya Allah, berilah kemudahan dan kekuatan menghadapi orang2 yang akan melukai hati... aamiin...





